Ketika berbicara soal Tahun Baru, semua orang berlomba-lomba membuat resolusi. Semua orang membuat daftar target, apa-apa saja yang harus dicapai setahun ke depan, apa-apa saja ambisi yang belum tercapai dari tahun-tahun yang sudah berlalu.
Ketika kita berbicara tentang resolusi, semua orang berlomba-lomba membaginya kepada khalayak ramai, menceritakannya pada teman, pacar, keluarga, semuanya, bahkan Twitter dan Facebook perlu mendengarnya. Kemudian ketika resolusi diberitakan kepada banyak orang, hal itu jadi retorika kosong saja.
Ketika resolusi hanya jadi retorika kosong, perlahan-lahan kita akan melupakannya, karena apa? Kita hanya semangat memberi tahu target-targetnya tapi mungkin kita sendiri nggak menyimpan resolusi itu dalam hati dan berpegang teguh dengan visi yang sudah direncanakan tetapi tidak disusun dengan misi-misi yang tepat atau bahkan misi-misi tersebut tidak disusun.
Bukan, saya bukan bicara bagaimana saya nggak suka orang bikin resolusi, saya sendiri bikin resolusi kok, tapi saya cuma simpan saja dalam hati. Kalaupun perlu diceritakan (karena saya nggak tahan) saya akan cerita kepada orang yang saya percaya saja, dan kalau soal ini, mungkin nggak lebih dari 3 orang. Saya memang sedikit terpengaruh dengan artikel Scientific American tentang bagaimana resolusi kalau bisa tidak diberitahukan kepada siapa-siapa karena kemungkinan besar tidak akan tercapai, tapi kemudian saya jadi terpikirkan tentang hal ini. Untuk baca artikelnya, cek di sini:
http://blogs.scientificamerican.com/culturing-science/2012/12/30/new-years-resolution/
Jadi resolusi memang penting untuk disusun, setidaknya untuk pegangan target buat setahun ke depan, tapi resolusi akan lebih penting untuk menjadi hal dimana kita berlatih berpegang teguh dengan apa yang kita mau dan fokus menjalaninya tanpa harus terpengaruh orang lain. Untuk menjalankan sebuah resolusi, kita harus menyalakan mode visioner. Jangan sampai hanya jadi koar-koar Twitter saja, tapi jadikanlah resolusi sebuah keinginan mulia yang nggak cuma harus tercapai di tahun ini tapi bisa berefek ke tahun-tahun selanjutnya.
Selamat mulai menjalankan resolusimu!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
setuju soal resolusi yang banyak diumbar-umbar kemungkinan besar ngga tercapai. tapi kadang, resolusi yang kita kasih tau ke orang lain itu bisa berguna juga sebagai 'pengingat', jadi komitmen kita ada saksi matanya. dan itu biasanya jadi salah satu motivasi juga, atau istilahnya: "walk the talk" hehe.
btw, salam kenal yah. ditunggu cerita-cerita selanjutnya, sesama rekan proyek #30haribercerita :D
Setuju sih dengan resolusi yang lo maksud. Gue trmasuk org yg (gatau dibilangn mengumbar atau tidak) menuliskan apa yg gue inginkan, sekedar harapan dan doa. Paling cuma hal2 yang sifatnya kasar, kalau printilan dan detail2nya biarkan hati ini, Tuhan, dan buku coret2an gue yang tau
Setuju, resolusi yang digemborin ujungnya gak jadi.
Posting Komentar