23.9.12



Judul Buku       : Malam Terakhir
Pengarang       : Leila S. Chudori
Tahun Terbit   : 1989 (edisi revisi, 2009)
Penerbit          : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Halaman         : xviii + 117 halaman

            Malam Terakhir merupakan buku kumpulan cerpen yang diterbitkan pada tahun 1989 dan diterbitkan kembali pada 20 tahun kemudian dalam edisi revisi. Terdiri dari 9 cerita pendek karya Leila S. Chudori dari tahun 1986-1989.
            Leila S. Chudori merupakan seorang wartawan senior majalah Tempo yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi di luar negeri, khususnya Kanada.
            Hampir semua cerita dalam buku ini berlatar di kota yang ada di negara lain, seperti Paris, Brussels, dan ada juga yang berlatar kota di Kanada.

            Leila juga sukses membawa referensi teoritis dari berbagai filsuf dan sastrawan dalam cerpen-cerpennya, seperti di cerpen “Keats” dan “Adila”. Kedua cerpen tersebut juga menggambarkan konflik batin yang besar dari sang tokoh utama dalam menghadapi masalah hidupnya. Dari konflik-konflik batin tersebut, hadir sastrawan dan filsuf asing yang menemani pemikiran dan pengambilan keputusan tokoh utama.

            Pada cerpen “Keats”, Tami yang akan pulang ke Jakarta untuk menikah dengan kekasihnya, dan juga pasrah mengikuti kemauan serta tuntutan keluarganya, terus dihantui oleh bayangan penyair Inggris, John Keats dan puisinya yang berjudul “Tentang Mati” dengan kutipan berikut:
            Mungkinkah mati itu tidur, bila hidup hanyalah mimpi
            Dan gambaran bahagia
Luput seperti hantu berlalu
Serta pada bait kedua:
            Menatap bencana nanti, yang hakikatnya bangun belaka
Petikan puisi tersebut adalah yang paling relevan dan mengena dalam keseluruhan cerita. Tami terus mempertanyakan keputusannya untuk menikahi kekasih hatinya di Jakarta atau kekasih jasmaninya di Brussels.

            Sementara pada cerpen “Adila”, bercerita tentang anak perempuan yang sedang mengeksplorasi seksualitasnya, dibantu dengan imajinya akan A.S. Neill, seorang penulis Amerika, Ursula Brangwen, tokoh utama novel The Rainbow karya D.H. Lawrence, dan juga Stephen Dedalus, tokoh utama novel A Portrait of the Artist as a Young Man karya James Joyce. Ketiga tokoh yang hidup dalam imajinasi Adila itu mengajarkan tentang kebebasan dan kedewasaan pada Adila, saat ia terkekang oleh keotoriteran ibunya yang menjadi-jadi. Namun, Adila merasa didukung oleh ayahnya yang secara tidak langsung memperkenalkan tokoh-tokoh itu pada Adila.

            Kedua cerpen ini terlihat diolah sangat dalam dan dengan pemikiran matang, sehingga terpancar kedewasaan untuk para pembacanya. Kedua cerpen ini pun menuntut pembacanya untuk mengkaji ulang pemikiran yang ada dan membandingkannya dengan makna cerita pendek, agar bisa menghasilkan suatu pemahaman baru serta pengetahuan baru tentang satra ataupun filsafat.
            Buku ini secara umum sangat memuaskan. Tidak hanya cerita-cerita dan temanya yang menarik, tetapi pemikiran ynag biasanya terdapat di buku filsafat atau buku sastra lain dapat ‘dikawinkan’ dan diaplikasikan dalam cerita pendek. Cerita dalam buku ini juga mengajak pembacanya untuk ikut berpikir bersama dan bisa terinspirasi untuk menelurkan sudut pandang baru tentang kehidupan.
            Buku ini sepertinya tidak ditujukan untuk para pembaca pemula, karena konten yang terkandung dalam cerita-cerita pendek buku ini. Butuh pengetahuan tambahan, kesiapan dan pikiran yang terbuka dari pembaca sendiri agar dapat lebih mengerti tentang esensi cerpen.


(Catatan: yang plagiat tulisan ini, gua sumpahin mandul, yang membaca tulisan ini tapi niatannya baik gue sumpahin masuk surga o:-))

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright 2010 Singa Betina yang Terjebak.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.