10.9.12

Well, gue lagi kena virus semangat nulis, semoga virus ingin menulis selalu ada di diri saya setiap minggu yeyeye lalala

Ngomong-ngomong soal virus, gue emang lagi kena virus, virusnya positif tapi yaitu virus taman baca ditambah volunteering. Ceritanya habis gua pulang, gue ketemu lagi sama temen-temen lama lah, terus di sebuah acara gue sempet ketemu sama Tofan, dia ini waktu itu masih temen yang baru suka ngobrol di internet doang, kenalnya ya dari temen-temen yang anak SMA 8 sih. Nah, sebelom gue pulang, dia emang sempet ngetweet tentang dia mau bikin taman baca, wuah, gue bacanya langsung semangat bray, habisan gue punya mimpi yang sama dari kecil yaitu bikin perpustakaan, nah sewaktu ketemu itu lah kita diskusi tentang banyak hal, termasuk pembangunan taman baca ini.

Yah, due to smaller circle of friends that I got, ternyata founder taman baca yang diberinama Bulian ini gak cuma Tofan tapi juga ada Dinda 'DL' yang memang teman gue sewaktu di FPPEA, dan satu lagi founder adalah Gesya yang ini gue baru kenal di Bulian deng hehe. Tapi ketiga orang ini memang orang-orang cerdas nan kreatif serta kritis lho.

Taman Baca Bulian ini sendiri, berdirinya di rumah Tofan di daerah Tanjung Barat.

By the way, Bulian itu apa sih? Nah Bulian ini ternyata adalah nama pohon langka Indonesia, yang nama lainnya Ulin, pohon ini katanya kuat banget dan berdirinya kokoh. Yang gue tangkap esensinya dari nama untuk Taman Baca ini adalah, harapan para founders dan volunteers agar di masa depan kita bisa bersama menjadi dan tumbuh sebagai generasi yang memperkokoh eksitensi dan nama baik bangsa kita. (Gue agak sotoy nih yang ini, padahal yang gue tau nama taman baca emang maunya nama tanaman langka biar orang-orang lebih mengenal tanaman Indonesia saja)

Pengembangan minat baca juga diharapkan bisa jadi isu utama dalam pembangunan taman baca ini (sailaaahhh). Biar ke depannya, walaupun TV ada, internet ada, tetap kita dan generasi muda yang selanjutnya nggak dibodohi sama hal-hal yang nggak relevan untuk perkembangan masa depan bangsa, terus budaya membaca nggak punah ya, karena membaca itu bisa ngembangin pola pikir dan imajinasi bos~

Taman Baca Bulian ke depannya akan membuat banyak aktivitas buat adik-adik pemustaka. Mengembangkan minat, bakat dan pengetahuan adik-adik pemustaka lewat les seperti menggambar, bahasa Inggris, dll. Sejauh ini, yang udah pernah dijalanin di taman baca sih cuma aktivitas kecil-kecilan kayak mendongeng, nonton film bareng, belajar origami, menggambar bersama dll.

Founders dan volunteers berharap agar ke depannya, akan ada 'cabang-cabang dari Pohon Perpustakaan Bulian' ini di tempat-tempat lain dan punya jaringan yang lebih luas

Gue pribadi senang banget bisa gabung di tim sukarelawan taman baca ini. Basically, Taman Baca Bulian ini adalah sebuah youth-led non-affiliated organization (organisasi berbasis kepemudaan yang tidak terikat dengan organisasi lain), artinya inisiatif anak muda, dari anak muda, untuk anak muda. Dengan rasa kepemudaan dan independensi yang ada, gue jadi ada semangat untuk belajar untuk lebih konsisten dan berani berkomitmen. Melihat semangat teman-teman volunteers dan keikhlasan mereka, mata gue jadi terbuka dan buat gue mikir, wah masih banyak ya temen-temen yang concern terhadap hal-hal beginian, tentang membaca, yang kadang orang suka sepelein, padahal impactnya besar.

Menurut gue, inisiatif dan implementasi teman saya yang hebat ini membanggakan sekali. Biar kata orang bilang gua aktif kesana kemari membawa alamat, gue masih suka malu karena gue masih belom berani memulai hal besar semandiri ini, ckck sungguh....


Nah, boleh lah cek Taman Baca Bulian kita ini di:

tamanbacabulian.org

 

http://twitter.com/TamanBacaBulian


Boleh dicek dulu lah lapak kita ini, kepuasan dijamin bray.
Oh iya, kita dengan senang hati dan welcome menerima donasi buku, uang tunai dll. atau donasi tenaga lo sebagai volunteer, dan yang berhubungan dengan kelangsungan taman baca, silahkan distalk, difollow dan dimention twitternya.

Hidup budaya membaca Indonesia! Hidup aktivisme kepemudaan!

8.9.12

1. Ternyata hidup itu memang tidak bisa lempeng-lempeng aja, kalo nggak ada ups and downs, hidup nggak akan maju

2. Inspirasi itu bisa datang dari mana saja, hanya kita berani mengolahnya bersama imajinasi dan kerajinan berpikir atau tidak

3. Individualitas itu penting. Menjadi komunal juga penting. Imbangi dengan baik

4. Cinta, kalau kita tidak mengikuti the triangular theory of love-nya Santrock mungkin kita nggak akan menemukan cinta sejati, men, yang di novel-novel itu ternyata di alam asli ya teori itu....

5. Buku, gue gak bisa hidup tanpa buku asli. Internet kadang hanya sebuah bullcrap bila dibandingkan dengan buku

6. Pengalaman percintaan berkembang, tapi ternyata menutup hati sementara juga perlu ya, tapi nggak perlu hipokrit juga

7. Fokus itu kata sakti. Nggak semua orang bisa fokus, pun nggak semua orang bisa multitasking.

8. Anti-kemapanan, memangnya buruk ya? Bukannya mau jadi diri sendiri yang unik dan ingin berdiri sendiri itu nggak papa ya?

9. Kebhinekaan dan persatuan di negara ini sepertinya harus dipertanyakan

10. Ikhlas adalah unsur terpenting dalam kehidupan
Sudah dua bulan lebih gue menginjakan kaki kembali di tanah air, akhirnya gue mulai coping with situations yang ada sebagai manusia Indonesia kembali, Insya Allah yang punya kualitas internasional juga (amin). Ada satu hal, yang nggak bisa dibilang sepele juga sih, tapi kayaknya udah mendarah-daging di komunitas kehidupan di Indonesia dari Sabang sampai Merauke, yaitu salam-salaman. Nah dari dua kalimat tadi, apa hubungannya? Yaitu, baru setahun tinggal di negara barat, gue sempat lupa dengan tradisi salaman sama orang lain, termasuk yang lebih tua, nah loh.


Kurang lebih pas masih sebulan habis pulang, gue kalau ketemu guru memang selalu mencoba untuk salaman, cium tangan, tapi masih aja ada awkward feels gitu. Apalagi pas gue dan temen baik gue, Melody, datang ke kantor radio buat siaran beberapa kali, dia dengan sopan dan santunnya sama satpam dan siapapun di kantor yang dia kenal dia salaman cium tangan, gua pikir, buset ini anak baek bener ya, sopan bener, gaul tapi tetep aja siapapun disalamin, guepun ngikutin dia salaman sama siapapun yang dia salamin karena gue merasa gak sopan kalo gua gak salaman. Udah gitu, waktu gue jagain Taman Baca Bulian (taman baca yang dimotori teman-teman gue dimana gue volunteering aktif di sana, mungkin gue akan ngepost tentang taman baca ini), anak-anak yang udah selesai baca dan mau pulang mereka ngehampirin gue, "Pulang dulu ya kak," terus mereka nyodorin tangan, oh, mereka mau salaman, eh pada cium tangan. Sopan dan hormat banget.

Satu tradisi salaman yang besar dan semua orang pasti pernah lihat atau datang, Halal Bi Halal. Ini emang pake bahasa Arab judulnya, tapi tradisinya sangat mengakar di kehidupan Indonesia bro-sis, khususnya yang beragama Islam. Halbi, di manapun, pasti selalu akan ada salamannya. Misal kalau di sekolah, guru berjejer kemudian murid satu sekolah baris buat salam cium tangan satu-satu minta maaf.

Di sana, salaman itu hanya untuk hal-hal yang formal aja. Kalo ingin ngucapin selamat, atau greetings, goodbyes sama orang yang sudah dikenal dekat, biasanya kita pelukan, lebih mendalam dan berkesan. Misalnya waktu gue ngasih selamat graduation buat temen gue, tapi kita gak deket banget, kita pelukan aja, terus gue say goodbye sama guru-guru favorit karena mau pulang ke Indonesia, kita pelukan. Sementara pas latihan interview job di pelajaran bahasa Inggris, diajarinnya pake jabat tangan, sejauh ini yang gue lihat berjabat tangan di Amerika ya itu doang, sama apabila ada pemenang lomba hadiahnya dikasih sama petinggi-petinggi gitu.Yang gue lihat, hubungan antar orang dekat di sana itu dibuat untuk sangat intimate, lebih heart-to-heart eventhough hanya berteman di sekolah dan sama guru, tapi sekalinya nggak kenal mereka nggak akan mau intimate. Tak kenal tak akan sayang, dan sekali mengenal akan sayang.


Selama di sini, gue pikir budaya salam-salaman ini sangat Indonesia loh, gue belum menemukan hal serupa terjadi di negara lain, setidaknya yang gue lihat dari film dan pantauan langsung yang nggak banyak. Mungkin budaya salam-salaman dan cium tangan adalah bawaan dari budaya komunitas Muslim yang besar di Indonesia, sehingga mempengaruhi keseluruhan kehidupan berbudaya di Indonesia, nggak peduli suku, agama dan ras semua orang Indonesia juga suka salam-salaman dan cium tangan tanda hormat sama orang yang lebih tua. Coba, kalau di negara lain, orang Arab kalau ketemu temen sejenis salaman dan cipika-cipiki sih, orang Katolik kalau ketemu Paus juga cium tangan, tapi adakah yang menjadikan salaman dan cium tangan itu sebagai gaya hidup yang mengakar semua orang? Bangsa mana sih yang anak kecilnya sedari bayi udah diajarin "Ayo salim dulu sama kakaknya,"?

Tradisi ini seharusnya dipertahankan, tapi tujuannya positif. Tradisi ini harus mencerminkan bahwa bangsa Indonesia itu adalah bangsa yang tahu sopan santun dan saling menghargai. Tidak seharusnya menunjukkan bahwa ada perasaan gila hormat dan senioritas oleh kalangan tertentu. Salaman itu untuk memperkuat silaturahmi dan bukan mencari kehormatan. Salaman juga menandakan bahwa kita ini sebagai makhluk Tuhan yang sederajat dan tidak berbeda di mata Tuhan.

22.7.12



Cultural Evening di Re-Entry Orientation KL-YES 2011-2012, Hyatt Capitol, June 28th 2012.

saya bagian nyanyi di choir dan sesekali kelihatan, saya cewek berbaju hijau di baris kedua, yang kalo nyanyi mumble-ing terus

Kita waktu itu tampil pertama, kita yang palin nggak seragam dari negara lain karena pake baju daerah masing-masing, tapi justru itu yang bikin kita kelihatan diverse dan paling berwarna-warni dan paling ramai dari negara lain, also, kita satu-satunya rombongan negara yang nggak pake softcopy lagu atau rekaman yang requiring komputer. Kita hanya bermodal tarian, suara paduan suara kita dan satu gitar, satu biola dan drum kardus, sungguh sangat merasa keren

Enjoy video kita ya, kawan semua :D
Sebenarnya.... saya ingin melanjutkan cerita saya di Amerika,
tapi apa daya
post-nya akan panjang dan akan ada foto-foto yang agak membuat saya malas dan ingin digeplak
padahal saya tau banyak yang nunggu cerita saya di New York City kaaaan *tuh pada excited kan baca New York City, hayooo hayoooo*

Well, sebelum saya lanjutkan cerita-cerita akhir saya di Amerika, mari kita simak hal apa saja yang di mata saya ganteng dan layak untuk dinikahi apabila mereka benar-benar berwujud manusia dan mereka laki-laki. Mari..... (dan ini according to saya sendiri sih, jadi maklumi saja kalo agak... ya... anda bisa asumsikan sendiri)



bikin ngiler banget, sumpah
1. Buku
Yup, buku adalah suatu entitas materi yang bisa jadi contoh suami terbaik saya, apalagi buku itu sejenis ensiklopedia atau sastra cerdas. Contoh buku yang ingin saya nikahi: The Diving Bell and The Butterfly by Jean-Dominique Bauby, buku-bukunya kakek Soseki Natsume, Supernova by Dee, buku-bukunya Sekar Ayu Asmara, dan tak lupa buku sejarah dan ensiklopedia. Semoga nanti ulang tahun saya yang ke 18 tanggal 5 Agustus nanti, saya bisa dikadoin buku yang banyak atau voucher Gramedia atau Aksara atau Kinokuniya. Amin, biar saya memperbanyak 'pacar' di rak saya.....


2. Musik
Jujur, saya nggak bisa hidup tanpa musik, well, saya lebih suka ada musik dibanding Twitteran. Walau kadang nggak Twitteran rasanya kayak nggak nafas *bohong deng* tapi kalau nggak ada musik kayaknya hidup gue tuh sepi. Saya suka banget bernyanyi, awalnya saya sebelum ke Amerika, saya nyanyi mah nyanyi aja, nggak ada kepikiran buat jatuh cinta lebih dalam sama musik begini. Saya jadi pengen terjun ke dunia profesional untuk performing arts. Kok saya jadi curhat? Saya cinta musik, musik buat hidup saya berwarna dan kebyar-kebyar sekalipun lagunya Ayu Ting-Ting yang Alamat Palsu.


3. Hari Jumat
Benar sekali kawan, hari kelima, hari weekday terakhir yet weekend pertama. Saya jatuh cinta sama hari Jumat, sampai kapanpun. Saya lahir di hari Jumat, saya semoga saja jadian sama pacar pertama dan terakhir di hari Jumat, semoga saja saya menikah di hari Jumat, semoga saya 'dipanggil' di hari Jumat, pokoknya saya cinta berat sama hari Jumat, kenapa? karena itu adalah hari yang paling melegakan, sekolah cuma setengah hari, banyak waktu buat hang out. Hari paling bebas aja pokoknya, juga hari religius pokoknya~
 


4. Jurnal Amerika saya
Jadina, sawaktu abdi teh di Amerika mah, saya dan teamn-teamn lain dikasih ada satu jurnal gitu pas arrival orientation di DC, bukuna itu yang ada di foto sebelah ini. Jadi sampai sekarang, isi buku ini adalah curhatan dan cerita saya selama saya di sana. Buku ini adalah sahabat terbaik saya di sana, menemani saya ketika sedih, bisa dimarahin saat saya marah, menemani saya ketika senang, dan tempat melampiaskan galau saya soal apapun, terutama cowok. Jurnal ini tidur di samping saya setiap malam, makanya saya sayaaaaaang banget sama dia.



5. National Geographic Magazine
*tatatataaaaaata tatatataaatataaatataaataaaaaaa* <--- (maksudnya theme song NatGeo)
Well, yang ini, tidak bisa diklasifikasikan dalam buku karena barang ini terlalu extraordinary buat saya. Memang, ada majalah serupa lain yang gila sekali dalam mengungkap pengetahuan umum, tapi hanya NatGeo yang bikin saya kesengsem berat. Ya fotonya, ya tulisannya, ya kontennya, ya gambar petanya dan segala macem, tolong banget deh, bikin saya jadi nyesel dulu langganan majalah remaja cewek, ampun Tuhan. Tapi, kalo boleh hipokrit sedikit, saya cuma punya 3 eksemplar NatGeo di rumah. 2 bahasa inggris dari tahun 1994 dan NatGeo Thai, yang merupakan sebuah treasure. Pun, mulai sekarang, saya harus nabung 50 ribu rupiah per bulan demi pacaran sama majalah terkeren sedunia ini.




Hal lain yang worthed masuk sepuluh besar
6. Film
7. iPhone saya
8. Teater
9. Fotografi
10. Bahasa-bahasa yang saya pelajari

Sekian ke-randoman saya kali ini, mungkin lain waktu bisa dilanjutkan, wassalam~

7.7.12

Hey folks!
Saya sudah pulang loh, sejak tanggal 1 Juli kemarin, saya sebenernya sudah menginjakkan kaki di tanah bumi pertiwi ini *saelah*
Sebenernya banyaaaaaaaaaaaakk bangets aya utang cerita sama kawan-kawan semua, tapi saya janji, begitu saya dapet koneksi internet yang bagusan lagi saya cerita banyak lagi deh soal

-Last days in Iowa
-Re-Entry Orientation di Washington D.C
-Perjalanan reverse
-Reorientasi di Jakarta

Which terlihat sedikit tapi itu banyak banget lah...
Yawis, saya kelarkan dulu saja sampe di sini
Jangan lupa follow dan greet twitter saya boleh di @_gladhys nanti di greet balik lah

Semangat hidup baru lagi!

8.6.12

ki-ka (sitting): Zeina (Lebanon), Leyla (Azerbaijan), Ilaria (Italy), Halima (Tanzania),
 Maty (Senegal), Alex/Dear (Thailand), Nerea and Gema (Spain)
ki-ka (kneeling): Gunay (Azerbaijan), Usman (Pakistan), Akram (Yemen),
 Abdullah (Saudi Arabia), Yuliya (Ukraine), Me, Ama (Ghana)
 last man standing: Adham (Egypt)


Selepas graduation, gue pulang supaya host mom dan host dad bisa ganti mobil, mom akan pergi kerja karena memang setiap weekend dia kerja sebagai nurse, kemudian gue bersama host dad dan host sister gue akhirnya pergi ke rumah local coordinator gue, Jeff Schmatt. Gue yang termasuk pertama dateng, tapi host dad sama host sister gue pergi ke graduation party-nya salah satu saudara mereka, terusnya, gue ditinggal aja buat having social time dan sebagainya.

Di sana, gue minta semua temen gue untuk nulis sepatah-duapatah kalimat di diary gue, sebagai tulisan terakhir gitu, kan bakal gak tau kapan kita bakal ketemu lagi, dan hari itu adalah bener-bener terakhir kita bakal ketemu di sini, dan juga 16 students itu datang semua which is a very rare yet important occasion. Host family sebenernya harus datang juga sih karena bakal disampaikan pesan-pesan tentang end of the year dan departure, tapi keluarga gue gak bisa datang soalnya yaitu tadi, sibuk semua, jadi gue satu-satunya anak yang gak ada host family-nya. Tapi gak papa, asik aja.

Udah senang-senang, makan, bakar ayam dan bakar steak, main ninja-ninja-an, gagal main truth or dare segala macam, bikin video pesan-kesan untuk students tahun depan, jam 6 sore akhirnya kita masuk ke hal yang utama, yaitu rapatnya, the ultimate meeting of the meeting, karena ini bakal jadi yang terakhir. Kita pada setengah jam pertama, kita curhat-curhat aja soal concerns kita setelah balik ke home country, buat gue adalah, gue takut orang-orang pikir gue sok tau dan sombong setelah gue balik, tapi kata koordinator gue, "Cerita ke teman-teman dan keluarga itu harus pilih-pilih katanya biar gak terlihat sombong, juga jangan cerita seneng-senengnya di Amerika aja, tapi cerita soal sisi-sisi nggak enak menurut kamu," which... a useful tip

Terus Jeff bikinin kita sesi untuk ngobrol heart to heart soal kepulangan dan post-exchange year communication selama 15 menit, gue liat beberapa temen-temen gue ada yang nangis, gue... nangis dalam hati karena host family gue kok keliatannya sibuk sendiri di graduation party saudaranya. Gue lihat Usman gak ngobrol juga, karena host mom-nya kelihatannya yg lebih sedih soal Usman bakal pulang dan gak rela juga, dan gue jadinya ngobrol ama dia karena dia gak tau gimana dia gak tau cara ngobrol. Beberapa menit kemudian, host dad gue dateng, host sis gue ketiduran di mobil, gue kira mereka bakal ikut rapat ini, tapi mereka malah nyuruh gue pulang sama mereka, kata dad, dia harus ngerjain paperwork kerjaannya dan dia nggak mau tidur terlalu malem. Gue kecewa sih, Jeff juga ikut kecewa, tapi yaudah sih harus gue harus mengerti juga. Akhirnya gue pulang, dapet beberapa souvenirs (termasuk American flag inceran gue) dan gue nangis pas peluk satu-satu, yaiyalah, ampun itu hari terakhir pertemuan, gue deket sama semuanya udah ngerasa senasib terus, tapi gue yang harus pergi duluan :'(

My message for PAX Students Cedar Rapids Area 2011-2012:
Friends, you are one of the awesome-est friends I ever got, you all are really brave to face the new world alone with new family and learn more about life and learn about ourselves even deeper. I will say, good luck for your future endeavor, we will see each other on Facebook, Twitter or other internet sites thingy, y'know, we have to be thankful that the world is much smaller with those things. We won't know when we will meet again, or when we will visit the your countries, but we have to be sure that we won't forget to keep in touch and we will have or yet create better future not just for ourselves but for people around us too. Thank you for being a part of my life, thank you for letting me be in the part of your life and I love you guys, although we don't spent much time together but it's a super pleasure too know you all, thank you and good luck, keep open minded for life :D
Love, Gladhys

 

Copyright 2010 Singa Betina yang Terjebak.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.