Gue hampir selalu menjadi minoritas di berbagai kesempatan.
Bahkan di saat gue jadi bagian dari suatu mayoritas, gue akan selalu menjadi anggota yang paling berbeda di dalam kelompok mayoritas tersebut.
And I'm getting used to it.
Ketika temen-temen gue masih suka jalan-jalan ke mall, jalan-jalan, makan-makan, dress like hipsters, make fun about exes and falling love with strangers.
Gue sukanya berkutat di perpustakaan, bersama buku gue, atau melakukan kegiatan volunteering atau sibuk menulis dan ikut lomba. Kalau nggak, I prefer stay at home to watch movie by my self in my portable DVD.
Ketika temen-temen gue dan jutaan siswa SMA yang berumur sama dengan gue sibuk mempersiapkan UN dan ketar-ketir saat kelas 12 di tahun 2012
Gue malah leha-leha belajar asyik di negeri orang bersama 92 teman lain di tahun 2012
Ketika temen-temen gue mudah sekali mencari sahabat sehati sejiwa setiap kali masuk sekolah dan mereka menikmati masa sekolahnya.
Gue baru menemukan sahabat-sahabat gue ketika gue keluar dari lingkungan sekolah dan gue jujur aja nggak begitu menikmati masa-masa sekolah gue.
Dan lagi,
Ketika temen-temen gue sibuk pacaran, sibuk putus nyambung dan cari gebetan. Gue udah capek mikirin hal yang begituan, padahal belom pernah pacaran. #lho
Oke, skip!
See?
Despite of my 'sad' stories about always being a minority, makin ke sini gue baru nyadar kalau, menjadi minoritas atau menjadi mayoritas dari suatu kelompok itu adalah tergantung pemikiran dan juga kemauan lo sendiri.
Bahkan, menjadi mayoritas atau minoritas itu bisa juga karena keberuntungan lo. Misalnya ketika lo ikut suatu seleksi atau lomba, kan yang akan terseleksi jadi yang terbaik hanya sebagian kecilnya kan?
Atau saat kelulusan, malah yang beruntung itu kalau lo lulus dan anak yang lulus itu 99%nya sementara yang 1% itu minoritas yang kurang beruntung.
Nggak semua orang berani jadi minoritas dan nggak semua orang pula nyaman menjadi mayoritas kan?
Setiap sisi punya kelebihan dan kekurangan masing-masing:
Mayoritas
Enaknya
- Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing ;)
- Suaramu besar dan sangat berpengaruh. Karena yang bersuara sama denganmu itu banyak orang.
- Nggak perlu capek-capek buat adaptasi
Gak Enaknya
- Harus pintar-pintar menjaga perkataan dan tindakan ketika masuk ke kalangan minoritas. Yah adaptif lah.
- Kadang kalau termasuk mayoritas, ketika lo ngomong satu hal yang beda dikit, lo bisa aja will be looked down into sama yang lain.
- Karena lebih komunal gitu, pemikirannya jadi gak begitu bebas dan nggak bisa stand out. Bisa jadi perkembangan diri atau prestasi mereka stagnan aja ketika mereka terlalu nyaman jadi mayoritas.
Minoritas
Enaknya
- Karena jumlah orang tidak sebanyak mayoritas, maka biasanya para minoritas akan lebih cerdik dan pemikirannya bisa lebih jalan untuk mengakali bagaimana caranya survive dan stand out
- Nggak banyak saingan karena persaudaraan antar anggota erat. Mudah dikenal sama orang lain juga
- Mental lebih kuat untuk menghadapi semua hal yang datang dari kelompok mayoritas.
Gak Enaknya
- Jumlahnya yang sedikit dan terlihat lebih aneh dari kebanyakan orang (in any kind of weirdness) bikin mudah dihujat sama orang yang masih nggak biasa dengan orang macam ini
- Harus caper, SKSD, apapun yang usahanya lebih ekstra untuk convince people bahwa mereka layak dan sangat sayang untuk dilewatkan apabila tidak dijadikan teman. *true story*
- Selalu diunderestimate
Back again, yang gue cantumin adalah berdasarkan pengalaman yang gue alami ya. Kalau ada yang punya pendapat lain silakan loh.
Entah kenapa, gue lebih menikmati diri gue sebagai minoritas. I just love it. Gue ngerasa bahwa unsur individuality lebih keluar ketika lo jadi minoritas dan lo dengan atau tanpa disadari akan struggling lebih sehingga menghasilkan hal-hal yang bahkan lo sendiri nggak nyangka.
Walau benar kejadian, orang-orang minoritas di Indonesia banyak yang tertindas dan lain-lain, HEY, mereka mencoba bangkit dari keterpurukan yang pernah dialami loh, dan mereka lebih belajar dari pengalaman mereka untuk jadi orang yang lebih baik di masa depan.
Coba, orang sukses lebih sedikit dari pada orang yang nggak sukses atau kebalikannya?
Kalau menurut lo gimana?